Sabtu, 16 November 2013

Waspada, Penelitian Mengungkap Air Laut Bertambah Asam Dengan Cepat

Lautan di Bumi sudah bertambah asam 26 persen sejak awal revolusi industri pada awal abad ke-20. Tingkat keasaman ini masih terus bertambah ke tingkat yang disebut belum pernah terjadi sebelumnya. Perubahan ekstrem iklim dan kerusakan ekosistem laut pun mengancam.

Para peneliti mendapatkan emisi karbon dioksida dari aktivitas manusia merupakan penyebab lonjakan keasaman laut itu. Aktivitas manusia tersebut mencakup penggunaan bahan bakar berbasis fosil, alias bahan bakar minyak.


Laju pertambahan keasaman laut, menurut para peneliti ini, jauh lebih cepat dibandingkan pada 300 juta tahun lampau. Mereka pun memperkirakan pada 2100, keasaman air laut akan meningkat 170 persen dibandingkan dengan masa sebelum revolusi industri.

Laporan ini merupakan hasil dari simposium tentang samudera yang digelar pada September 2012. Simposium itu diikuti 540 pakar dari 37 negara, membahas beragam penelitian soal keasaman air laut. Penelitian yang lebih baru juga sudah dikembangkan sesudah simposium itu.

Kecuali bila emisi karbon dioksida berkurang, ekosistem laut dipastikan akan semakin hancur dengan disertai perubahan iklim yang memburuk dari waktu ke waktu.

"Satu-satunya pilihan mitigasi yang dikenal dan realistis pada skala global adalah membatasi tingkat CO2 di atmosfer," ujar para peneliti dalam simposium itu.

Lautan secara natural berperan sebagai "sinkhole" yang menyerap seperempat emisi karbon dioksida. Seiring peningkatan keasaman air laut, kapasitasnya untuk menyerap CO2 dari atmosfer juga menurun. "Ini mengurangi peran laut dalam perubahan iklim moderat," tulis para peneliti.

Ekosistem laut dipastikan juga bakal terdampak oleh peningkatan kadar asam air laut ini. Buktinya adalah kepunahan beberapa organisme dan berkembang pesatnya beberapa organisme lain seperti rumput laut.

Para peneliti pun menambahkan bahwa keasaman laut lebih cepat meningkat di daerah kutub utara. Hal ini karena air dingin diketahui lebih banyak mengandung CO2. Pencairan es di lautan dari kawasan ini juga menjadi masalah tambahan.

"Dalam beberapa dekade ke depan, sebagian besar lautan kutub akan menjadi korosif terhadap organisme laut yang tak terlindungi lapisan berkapur," tulis para peneliti dalam laporan itu. Sementara itu, di daerah tropis, peningkatan keasaman laut ini akan menghambat pertumbuhan terumbu karang.

Simposium pada 2012 tersebut digelar atas kerja sama Komite Ilmiah tentang Penelitian Kelautan, Komisi Oseanografi Antarpemerintah UNESCO, dan Program Geosfer-Biosfer Internasional.


Sumber :
kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar