Rabu, 24 Juli 2013

Yuk Kita Intip Proses Pembuatan Mobil Listrik Tesla

Jika Indonesia sedang dilanda demam mobil listrik (walaupun masih dalam bentuk prototipe), Amerika selangkah lebih maju, tidak mengherankan juga karena Amerika memang sudah lama dikenal dengan industri mobil-nya. Kali ini kami menghadirkan proses pembuatan mobil Tesla, bagi yang belum tahu Tesla adalah perusahaan mobil mandiri yang khusus membuat mobil bertenaga listrik.


Tesla memang ibarat bayi yang dikepung oleh raksasa ( GM, Ford, dan Chrysler) namun gebrakan dari Tesla cukup membuat industri mobil besar cukup waswas. Wajar sih karena Tesla walaupun tergolong kecil namun berani investasi tinggi di bidang mesin robotik dan desain inovatif.


Sekarang bagaimana mobil tersebut dibuat mari kita simak dibawah ini.

To create a Model S, Tesla starts out with 50 to 60 coils of various types of aluminum, with each coil weighing up to 20,000 pounds.

Untuk membuat Model S, Tesla membutuhkan 50 sampai dengan 60 coil aluminium dari berbagai jenis.

The coils are unwound and the aluminum is flattened, then fed into a blanking machine.

Lembaran aluminium dimasukkan ke mesin.

The blanking machine processes the pieces and cuts them into flat, even pieces. Sometimes a laser is also used to cut the blanks, as seen here.

Mesin lalu memotong-motong lembaran aluminium sesuai dengan bentuk mobil.

The new blanks are fed into press lines and "stamped" into different shapes that will later form the panels of the car. A part is stamped every 6 seconds in the factory.

Lempeng aluminium lalu dimasukkan mesin press untuk membuat bentuk panel bodi.

Next, the newly stamped panels are brought to the body shop, where they are put together to create the body of the Model S.

Bodi aluminium lalu dimasukkan ke mesin perakitan untuk disatukan dengan kerangka mobil.

Tesla uses one of five different methods to join parts: industrial-strength adhesive, self-piercing rivets, cold metal transfer welding, new delta spot welding, or conventional resistance welding as seen here.

Tesla menggunakan berbagai macam teknik welding, antara lain industrial-strength adhesive, self-piercing rivets, cold metal transfer welding, new delta spot welding, or conventional resistance welding.

The body leaves the framing area as a full shell and travels down a conveyor belt where it is primed and prepped for painting.

Panel bodi yang sudah disatukan lalu dikirim ke bagian pengecatan.

The paint shop is an incredibly clean environment - no dirt, dust or other noticeable particles are allowed to affect the car's finish.

Area ini adalah area paling bersih karena adanya debu dan partikel sekecil apapun bisa menimbulkan cela saat sesi pengecatan.

The painted body is then sent to General Assembly, where it is carried down an assembly line by robots that follow a magnetic pattern inlaid in the floor.

Setelah tahap pengecatan lalu tahap perakitan.

Tesla has 160 multi-tasking robots at their Fremont factory. Here you can see an advanced robot installing a seat in the Model S at a precise angle.

Tesla memiliki 160 robot multitasking untuk memasang bagian-bagian kendaraan, tampak terlihat robot memasang kursi depan dengan akurasi tinggi.

 The same robot that installs the seats is able to pick up a windshield, put glue on it, and attach it to the car in a matter of seconds.

Robot yang sama bisa memasang windshield, memasang lem, dan merekatkan dengan bodi secara bersamaan.

Of course, robots can't do everything. In this photo, a design engineer inspects a new Model S before it is sent out.

Tetap harus di inspeksi oleh insinyur Tesla sebelum dikirim ke konsumen.

The Fremont Tesla factory employs about 3,000 people.

Secara keseluruhan pabrik Tesla bisa mempekerjakan 3000 orang dalam satu lokasi pabrik.

Ya walau dibandingkan dengan industri kita, jelas kita masih kalah dalam hal teknologi produksi maupun desain kendaraan, namun ke depannya semoga industri mobil listrik nasional bisa mencontoh Tesla dan tidak hanya berakhir sebatas prototipe.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar