RoboCue, the Tokyo Fire Department's Rescue-'Bot
Jika anda berpikir robot ini sedang mencekik salah satu korban tentu tidak, sebenarnya robot ini sedang menarik korbannya (dalam simulasi) ke atas tandu. Robot karya Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo ini didesain untuk mencari dan menyelamatkan korban bencana alam. Menggunakan sensor ultrasonik dan kamera inframerah untuk mencari manusia, robot ini bahkan dilengkapi tabung oksigen.
The 26-Foot-Long Snakebot
Dirancang oleh Satoshi Tadokoro untuk mencari korban di sela-sela reruntuhan gedung, kemampuannya tak diragukan, mampu melewati tempat dengan sudut-sudut tajam, mendaki lokasi yang condong 20 derajat, melalui celah-celah kecil, dan dengan kamera "mata,"Snakebot mampu mengirim kembali foto-foto yang membiarkan penyelamat mengetahui situasi di dalam daerah bencana.
Robotic Safety Crawler
Eh ini bukan peti mati beroda lho, pada dasarnya robot ini diciptakan untuk mengangkut korban dari daerah rawan (misalkan rawan runtuhan bangunan) ke daerah yang lebih aman, Di dalam kondisi korban selalu terpantau.
The Roller-Skating Rescuer
Profesor Shigeo Hirose di Tokyo Institute of Technology memiliki tiga bot yang berbeda untuk misi penyelamatan ', masing-masing dirancang untuk tujuan yang sedikit berbeda. Yang pertama adalah robot ular. Yang kedua adalah versi yang sedikit lebih keras dari ular-bot - masih seperti ular, tapi dengan telapak bukannya roda dan eksterior yang lebih keras, tahan terhadap debu dan air dan mampu menangani kondisi yang menuntut lebih banyak. Tetapi satu yang benar-benar menarik adalah yang ketiga, yang meneliti biologi organik untuk mencari tahu modus gerak mana yang terbaik. Ketika bergerak di atas medan sangat tidak rata, kaki cenderung bekerja dengan baik. Tapi di tanah datar, semacam roda lebih disukai - lebih cepat, membutuhkan energi lebih sedikit, dan lebih stabil. Jadi Hirose merancang kaki konversi cerdas yang dapat berubah menjadi roda saat diperlukan, dan kemudian mendorong dirinya dengan gerakan yang diilhami oleh rollerskating.
The Breath-Sensor
The Quince adalah sebuah robot kecil tetapi unik dari Chiba Institute of Technology. Hanya seukuran "mobil bermain anak-anak," Quince dilengkapi dengan empat set roda, dilengkapi dengan telapak, dan enam motor listrik. Ini juga memiliki lengan bermotor mampu membuka gagang pintu dan memberikan makanan atau persediaan lainnya. Tapi bagian menariknya adalah di sensor-nya. Quince memiliki sensor inframerah serta sensor karbon-dioksida, yang digunakan untuk mendeteksi napas manusia dan kehangatan tubuh.
Kinect-Powered Rescue-Bot
Penggemar game pasti tak asing dengan Kinect, tapi di tangan para mahasiswa University of Warwick Inggris, Kinect digunakan untuk robot ini, Pencari jangkauan Kinect memberikan peta kedalaman yang tepat dalam 3-D, yang dapat sangat berharga dalam membantu penyelamatan menemukan korban. Robot ini bukan robot penyelamat namun lebih ke arah pemandu- bisa masuk tempat pengintai manusia tidak bisa, dan merampingkan proses penyelamatan.
Humanoid BEAR Medic-Bot
BEAR (Battlefield Extraction-Assist Robot) dibuat oleh the U.S.'s Vecna Robotics. Robot ini adalah robot humanoid artinya lebih menyerupai manusia. Sistem ini menggunakan dua telapak independen untuk masing-masing "kaki," yang memungkinkan semua jenis gerakan khusus dan kemampuan untuk mengubah tinggi dengan berdiri di atas "berlutut" atau "pinggul" atau "kaki." Vecna ??berharap militer AS akan mengambilnya untuk digunakan dalam segala macam situasi berbahaya.
Near-Indestructible, Ultra-Cheap RoachBot
Robot ini bernama Dash dibuat oleh profesor biomimetics di Universitas Berkeley. Robot ini di inspirasi oleh serangga (Kecoak) dan sangat murah (hanya beberapa dollar perunit), dibuat dari beberapa barang sisa. Dilengkapi dengan peralatan dasar, kamera dari handphone dan chip wifi. Robot ini sangat cepat, bergerak 5 kaki perdetik, dan bodi-nya sangat kuat (Dijatuhkan dari lantai 10 pun tak rusak). Untuk operasi penyelamatan dengan dana terbatas, Dash bisa diandalkan.
Sumber :
Popsci
Tidak ada komentar:
Posting Komentar